A. Prinsip Gizi Seimbang bagi Bayi
Makanan
terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh
kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk
memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc.
Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi
tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
B. Macam-macam Makanan bagi Bayi
1. ASI ( Air Susu Ibu)
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI
mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
1) Ibu
*
* Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi
angka kejadian karsinoma mammae.
* Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami,
sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang
tidak 11 bulan.
* Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.
* Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan
C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
* Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu,
sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
·
Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami
kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode
perinatal baik dan mengurangi obesitas.
·
Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang
mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama
kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi
menjadi asam sehingga merusak gigi.
·
Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
* Aspek ekonomi : ASI tidak perlu
dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
* Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
* Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat
inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya
perawatan anak sakit.
ASI dapat dianggap
sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli
susu formula.
Anak yang dapat ASI
dapat tumbuh kembang secara optimal,
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
Komposisi ASI tidak sama dari waktu
ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
3) ASI mature : ASI yang
dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.
Tabel 1. Komposisi Kandungan ASI
|
Kandungan
|
Transisi
|
ASI mature
|
|
|
Energi (kg
kla)
|
57,0
|
63,0
|
65,0
|
|
Laktosa
(gr/ 100 ml)
|
6,5
|
6,7
|
7,0
|
|
Lemak (gr/ 100 ml)
|
2,9
|
3,6
|
3,8
|
|
Protein
(gr/ 100 ml)
|
1,195
|
0,965
|
1,324
|
|
Mineral
(gr/ 100 ml)
|
0,3
|
0,3
|
0,2
|
|
Immunoglubin
:
Ig A
(mg/ 100ml)
Ig G
(mg / 100 ml)
Ig M
(mg/ 100 ml)
|
335,9
5,9
17,1
|
-
-
-
|
119,6
2,9
2,9
|
|
Lisosin (mg/ 100 ml)
|
14,2-16,4
|
-
|
24,3-27,5
|
|
420-520
|
-
|
250-270
|
c. Kecukupan ASI
Untuk mengetahui
kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan waktu lahir telah tercapai
sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi
penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr
setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450
gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan
3 kali lipat pada umur satu tahun.
·
Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam
bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
·
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
C. Cara Pengelolaan
Makanan bagi Bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan
ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi
|
Pemberian
ASI Eksklusif
(Exclusive
breastfeeding)
|
|
|
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
|
|
|
Pemberian ASI Penuh
(Full
breastfeeding)
|
|
|
Pemberian
Susu Botol
(Bottle
feeding)
|
|
|
Pemberian ASI Parsial
(Artificial
feeding)
|
|
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
|
Mulai menyusui
|
|
|
Menyusui
eksklusif
|
|
|
Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan
(umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan
neuromuskuler).
|
|
|
Berikan MPASI
|
|
|
Teruskan pemberian ASI
|
Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
|
|
Umur
|
Macam makanan
|
Pemberian selama 24 jam
|
|
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
7-12 bulan
|
ASI atau
ASI atau
ASI atau
Jus buah
ASI atau
Bubur
susu
Jus
buah
ASI
atau
Formula
adaptasi
Bubur
susu
Jus
buah
ASI
atau
Formula
adaptasi
Bubur
susu
Nasi
tim
Jus buah
|
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml
|
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian
Makanan bagi Bayi
Hal-hal yang perlu
diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik
adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak
mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan
bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan
untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan
sedini mungkin.
Pemberian makan sedini
mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan
anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya,
seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan
akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur
dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
6. Umur.
10. Kebiasaan makan
(kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada
anak terhadap makanan yang diberikan).
E. Hubungan
Status Gizi dengan Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun salah datu faktor lingkungan yang berpengaruh adalah
masukan makanan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya
baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk
memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan
menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning,
hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah
status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan
batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna
hijau muda sampai hijau tua.
DAFTAR PUSTAKA
·
Bulan
Febry, Ayu. 2008. Buku Pintar Menu Bayi. Jakarta Selatan. PT Wahyu Media.
·
Ellya
sibagariang, Eva. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Trans Info Media.
·
Soenardi,
Tuti. 2009. Makanan Pendamping ASI untuk Bayi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar